Soko Inspirasi

Sandal Pantai Antislip Yang Nyaman dan Beranatomi

Keunggulan Kluk Sandal terletak pada solnya yang mengikuti anatomi kaki manusia, antislip, ada pilihan variasi strap yang bisa berubah warna, dan eco-friendly.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
11 April 2025

Dok. Sokoguru

SOKOGURU, Bandung- Pantai di Bali dan pandemi covid-19, merupakan momen penting bagi Tan Sinagabakti,49, saat melahirkan Kluk Sandal.

Kecintaannya terhadap Bali mendorongnya beberapa kali, dalam setahun pergi ke Pulau Dewata itu.

Setiap kali melihat orang-orang memakai sandal jepit di pantai, berjalan di atas pasir, Tan pun berpikir mengapa sandal jepit-sandal jepit yang ada di Indonesia tidak ada yang mengangkat sandal untuk pantai. Termasuk dua sandal brand luar yang harganya cukup mahal dan populer di Indonesia.

Setelah mematangkan gagasannya, maka pada Maret 2022 lahirlah sandal Kluk dengan ciri solnya yang mengikuti anatomi kaki dengan keragaman warnanya dan didesain oleh desainer lokal di pabrik milik Tan.

Kisah lahirnya Sandal itu dipaparkan salah seorang Tim Leader Kluk Sandal, Feby, 27, kepada Sokoguru ketika berkunjung ke kantornya di kawasan Kopo, Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/3).

“Seharusnya bapak (Tan) yang diwawancarai, tetapi beliau lagi ke Cina (Tiongkok),” katanya yang didampingi Agung, 34 dari bagian marketing. 

Baca juga: Hanya Berproduksi 18 Hari Bisa Raup Omzet Miliaran Rupiah

Dari penuturan Feby, memang tidak sulit bagi Tan untuk memproduksi Kluk. Pasalnya ia sudah hampir 30 tahun menggeluti bisnis outsole alas kaki.

Bersama sang kakak, Tan pun mendirikan pabrik outsole, dan mengerjakan outsole untuk merek- merek lokal dan luar negeri. Kala itu usia Tan masih muda, barus lulus kuliah.

“Bapak tuh hobi banget ke Bali nah di sana bapak ngeliat kenapa sandal jepit di Indonesia tidak ada yang mengangkat pantai. Jadi ide membuat Kluk Sandal itu berangkat dari peristiwa covid dan Pantai di Bali lalu bapak memutuskan buat brand sendiri,” ujar Feby.

Selain itu, sambung perempuan yang sudah bergabung di Kluk sejak 2022 itu, selama ini bisnis yang dilakukan Tan adalah business to business (B2B). Tetapi dengan Kluk Sandal, bisnisnya menjadi business to consumer (B2C), artinya langsung dijual ke konsumen.

 

Empat keunggulan Kluk

Ketika memutuskan membuat brand sendiri, kata Feby lagi, Tan pun membuat produknya dengan keunggulan di sol yang mengikuti anatomi kaki. Pasalnya, bisnis awal Tan memang menyediakan soal sepatu yang bermaterial sintetis.

Baca juga: Eleon Market: Dari Tugas Kuliah Jadi Ajang Fesyen Lokal Berdaya Saing Tinggi

“Memang unique selling pointnya, salah satunya ada di solnya. Jadi pertama kita coba dulu di sandal jepit yang mengutamakan keunggulan di sol-solnya. Boleh dibilang jati diri atau keistimewaannya Kluk Sandal ada di solnya,” imbuhnya.

Ke depannya, Feby mengatakan, Kluk mencoba mengeluarkan model-model baru sandal, seperti ada tali belakangnya atau bentuk wedges. Tetapi untuk mengeksekusi keluarnya mode-model baru tersebut masih tergantung sang pemilik merek, yakni Tan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan empat keunggulan Kluk, yakni pertama, memiliki sol yang sesuai anatomi kaki manusia jadi ini anatomik sandal. Feby pun melihat sandal jepit dari merek-merek ternama pun rata-rata memiliki sol yang datar-datar saja. Sementara Kluk ini dipakai jalan jauh pun tetap nyaman, tidak bikin capek.

“Nanti ibu cobain deh,” ujarnya kepada Sokoguru.

Keunggulan kedua, lanjut Feby, antislip, sehingga aman jika dipakai di tempat-tempat licin. Itulah sebabnya, banyak orang lanjut usia memakainya. Selain itu, Kluk juga multi guna, tidak hanya untuk jalan jauh, tetapi juga bisa dipakai di dalam rumah, misalnya ke kamar mandi, untuk wudhu.

“Memang orang-orang yang lanjut usia itu beberapa kali kembali membeli produk ini,” katanya.

Ketiga, terletak pada strap-nya yang bisa berubah warna ketika kena sinar matahari. Feby pun mengambil senter UV untuk mendemonstrasikannya.

Baca juga: Dari Pasar Kosambi hingga Ekspor ke Belanda, Kisah Sukses Sang Raja Oncom

Memang terlihat strap sandal tersebut berubah warna menjadi hijau atau ungu. Semakin terang cahaya yang masuk semakin kentara perubahan warnanya.

 

Feby dan Agung menunjukkan salah satu keunggulan sandal Kluk adalah memiliki sol yang sesuai anatomi kaki manusia. (Dok. Sokoguru/Rosmery)

 

“Tetapi tidak semua item yang bisa berubah warna. Jadi kita ada yang variannya basic, camouflage strap (yang berubah warna), glitter, transparan, metalik, dan jelly strap.

Mix and match strap dengan solnya dilakukan oleh team Kluk. Misalnya, warna-warnanya kuning ke merah, transparan (bening) ke biru, transparan e ungu, lalu warna pink ke ungu dan biru ke ungu.

Keempat, keunggulan Kluk adalah ramah lingkungan. Semua material yang dipakai eco-friendly (ramah lingkungan) yang bisa di daur ulang. “Untuk item yang baru kita launching Februari 2025 ada bahan dengan teknologi baru yaitu grip light, solnya lebih ringan. Tetapi ini baru ada untuk anak-anak dengan ukuran 25 sampai 30,” ujar Feby sambil menunjukkan dua sandal produk sebelumnya dan yang grip light.

Ia mengatakan semua sandal Kluk antislip dan mengikuti anatomi kaki manusia. Namun, yang baru diluncurkan itu sandal Kluk lebih ringan. Selain itu sandal Kluk yang kaya akan varian warna itu juga fashionable. “Tetapi baru ada di series anak-anak,supaya anak-anak lebih aman, nyaman, lebih ringan,” ujarnya.

 

Posisi Kluk di pasar sandal 

Tahun ini, Kluk Sandal memasuki usia tiga tahun. Seperti balita, dalam berlari tentu belum secepat manusia dewasa.

Namun begitu, Kluk terus berinovasi dan melebarkan sayap bisnisnya dengan mengambil posisi untuk kalangan menengah dan menengah atas dengan harga antara Rp118.800 - Rp218.800.

“Sejak awal, Pak Tan ingin positioning Kluk Sandal di Indonesia sama dengan merek asing yang jelas-jelas dari segi harganya untuk kalangan atas. Targetnya kita keluar dari lokal lalu setara dengan merek ternama asing yang masih teratas di Indonesia ,” jelas Agung yang baru bergabung di Kluk pada 2024.

Jadi, lanjutnya, target Kluk bukan ingin mengalahkan brand lokal A, B, atau C. Tetapi yang penting bagaimana caranya biar menjadi sandal Indonesia yang setara dengan brand top asing itu.

Seperti diketahui, pasar sandal jepit branded di Indonesia masih dipegang oleh sebuah merek asing yang harganya di atas Rp500 ribu. Nah, Kluk, menurut Agung, ingin menjadi merek asal asing itu tetapi dari Indonesia dengan harga terjangkau.

 

“Jadi kalau secara head to headnya lebih ke merek dari luar itu. Artinya kita dengan harga terjangkau tapi nuansa si sandal brand luar itu dapat,” tambah Agung.

Pak Tan, sambungnya, sepakat tidak berusaha mengalahkan atau bersaing. Cuma ingin punya produk lokal yang setara dunia. Bisnis saat ini bukan lagi bersaing tapi harus saling kolaborasi. Sebab, sandal sendiri di dalam negeri masih kurang stand out. Hal itu berbeda dengan sepatu yang produk lokalnya banyak dan bagus-bagus.

 

10 kali lipat

Kini, Kluk Sandal yang dalam brandingnya yang menekankan sandal pantai Bali memiliki 50 karyawan (di luar pekerja di pabrik) dengan produksi 300 ribu pasang per tahun.

Semua sandal Kluk dipasarkan melalui 42 titik toko offline yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali, serta lima marketplace.

Baik Agung maupun Feby mengakui untuk saat ini, Kluk belum memakai reseller.

“Kita awalnya atau toko pertama ada di Bali yaitu di Alun-Alun Indonesia Nusa Dua, Ubud, dan Trans Studio Mall (TSM) Bali. Kemudian pada 2023 dan 2024 buka toko offline di Jabodetabek dan Surabaya ,” tambah Feby.

Ketika ditanya omset keduanya enggan menyebut angka, namun mengatakan dalam tiga tahun berjalan omsetnya naik 10 kali lipat. Adapun strategi pasar yang ditempuh Kluk selain menjamin empat keunggulan tadi, juga memberi garansi tiga bulan pada setiap pembelian. “Misalnya, saat membeli ada kerusakan atau dalam tiga bulan ada kerusakan, tetapi bukan disengaja ya, itu akan dijamin diganti,” ujar Agung.

Ia menambahkan branding Kluk adalah Pantai Bali. Desain di booth pun sangat bernuansa pantai. Lalu terus menggaungkan Kluk adalah produk lokal berkelas dunia. Dan mengikuti event-event lokal.

 

Melekat di hati rakyat

Meski masih berusia tiga tahun, Kluk boleh dibilang sudah berhasil mencuri hati rakyat Indonesia. Namun diakui Agung dan Feby belum melekat sepenuhnya di hati masyarakat bahwa Kluk sandal lokal yang setara top brand asing.

“Harapan Kluk ke depan bisa benar-benar melekat ke seluruh rakyat Indonesia. Sandal Kluk bisa tersebar merata di seluruh daerah. Itu memang satu PR besar bagi Kluk.”

Adapun tantangan yang yang harus diantisipasi Kluk, ujar Feby dan Agung, adalah masuknya produk impor yang menawarkan harga murah, meski kualitasnya di bawah. (Ros/SG-1)